Muda Minahasa bangkitlah ! DARI DEKLARASI PINAWETENGAN MUDA

|

Budaya adalah segala hasil cipta, rasa dan karsa manusia baik yang berwujud ideal atau yang di pikirkan maupun material atau yang telah di lakukan/diciptakan manusia. Kebudayaan mempertegas arti tentang kehidupan manusia baik di masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang tidaklah lepas dari suatu budaya yang terus berproses seiring perubahan zaman. Tahun masehi kini telah dilewati dengan 2008 kali berganti, ini adalah suatu masa yang panjang bagi manusia untuk memikirkan maupun menciptakan sesuatu di masanya maupun masa yang akan datang, dengan kata lain bahwa kebudayaan saat ini merupakan suatu kelanjutan dari proses kebudayaan di masa lalu yang termanifestasi.
Dasar pemikiran mengenai proses kebudayaan ini telah membawa sekelompok generasi muda dari Pinabetengan pada suatu pernyataan komitmen mengenai kebudayaan yang dilakukan dengan sadar menuju perubahan yang lebih baik di masa kini maupun di masa yang akan datang dengan bercermin pada masa lampau. Pernyataan kesadaran ini di buktikan dengan dideklarasikannya Pinawetengan Muda Gerakan Sadar Kebudayaan di Watu Pinawetengan pada hari Minggu tanggal 9 November 2008. Watu Pinawetengan dipilih sebagai tempat pendeklarasiannya dengan pemahaman bahwa tempat tersebut adalah tempat dimana para leluhur mengadakan pertemuan dalam mengikrar janji “maesa” bagi tanah Minahasa yang kemudian dibagi untuk beberapa suku namun tetap satu bangsa Minahasa. Pelaksaan deklarasi Pinawetengan Muda ini dihadiri oleh tokoh – tokoh muda Minahasa diantaranya Angga S (Direktor Theater UNGU UNIMA), Freddy Wowor (Dosen Fakultas Sastra UNSRAT), Alfrits “Ken” Oroh (Direktor Congregational Theater Center KGPM), Chandra D. Rooroh (Paimpuluan ni Tonsea), Greenhill Weol (Aliansi Masyarakat Adat Minahasa), Matulandi Supit (Sekjen Majelis Adat Minahasa), Calvein Wuisan (Theater Teknik UNIMA), Rendy (Sanggar Dodoku Wuwuk), Charly Samola (Penyair dan Perupa dari Minut). Beragam kesan dijadikan petuah bagi Pinawetengan muda dalam menjalankan Gerakan ini yaitu bagi Desa Pinabetengan, dan bagi Minahasa.
Nama Pinawetengan Muda dan selogan Gerakan Sadar Kebudayaan didasarkan pada rasa cinta kepada Tuhan, rasa cinta kepada orang lain, dan rasa cinta kepada para Leluhur. Rasa cinta kepada Tuhan merujuk pada kesadaran akan manusia yang sejatinya adalah ciptaan Tuhan dan akan kembali kapada Tuhan. Rasa cinta kepada Tuhan juga memberi pengertian akan rasa cinta kepada segala ciptaanNya termasuk mahluk hidup berupa Hewan, Lingkungan hidup dan alam sekitar.
Rasa cinta kepada orang lain merujuk pada kesadaran akan harkat hidup manusia sebagai mahluk sosial yang tak bisa lepas dari orang lain. Hal ini juga menjelaskan akan penghargaan terhadap manusia lain yang juga memiliki hak – hak asasi, yang menuntut kita memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan.
Rasa cinta kepada Leluhur merujuk pada kesadaran akan keberadaan kita saat ini juga tak lepas dari hasil kebudayaan di masa lampau. Hal ini di aplikasikan melalui penghargaan terhadap tempat peninggalan Leluhur maupun benda – benda bersejarah yang perlu dilestarikan termasuk juga ajaran – ajaran yang telah diwariskan. Penghargaan terhadap warisan leluhur dengan pemaknaan kita terhadap warisan tersebut sesuai dengan masa sekarang ini misalnya berziarah ke Watu Pinawetengan dan ke Waruga dengan tujuan bahwa pada masa lampau leluhur Minahasa adalah kreatif dan intelek yang telah berhasil menciptakan atau membuat benda yang mampu melewati zaman untuk dikenal dan di jadikan Identitas Bangsa Minahasa pada masa kini. Hal itu patut dijadikan contoh bagi orang muda Bangsa Minahasa sekarang ini. Pelestarian akan ajaran – ajaran warisan leluhur contohnya penggunaan bahasa daerah di kehidupan sehari – hari yang disadari bahwa dengan tuntutan perkembangan zaman telah memaksa kita untuk mengetahui bahasa – bahasa yang digunakan oleh masyarakat global dan menggeser nilai dan penggunaan bahasa daerah. Penggunaan bahasa daerah sebagai Identitas orang Minahasa tak kalah penting sebab bahasa daerah dengan dialek yang khas menunjukkan pula jati diri Minahasa.
Pinawetengan Muda merupakan ide dari sekelompok generasi muda dari Desa Pinabetengan yang berkumpul dengan sadar untuk membentuk suatu Gerakan kebudayaan. Penggiat Budaya muda dari Desa Pinabetengan yang mempelopori gerakan ini adalah Hendra Tandaju, Raymoon Wowiling, Frisky Tandaju, Roy Nayoan, Frits “Boncu” Singal, Joulen Kawulur, Ivan Kawulur, dan beberapa pemuda. Sebelum dideklarasikan, Pinawetengan Muda telah melakukan beberapa kegiatan seperti Ekspedisi Cagar Budaya di wilayah Minahasa dengan mengunjungi Waruga Mawale Pinabetengan, Waruga Tompaso, Waruga Sonder, Waruga Toar Lumimuut di Palamba, Batu lisung di Makalisung Minut, Batu Siow Kurur di Minut, Cagar budaya Rimbing di Amurang Minsel, dan juga beberapa tempat cagar budaya seperti Kumpulan Waruga Treman dan sekitarnya di Minut. Kegiatan lain yang telah dilakukan Pinawetengan Muda adalah Minahasan Explore I yaitu menelusuri pegunungan bagian utara Gunung Soputan dengan berjalan kaki melewati titik – titik dari Pinabetengan – Kawangkoan – Kayuuwi – Tombasian Atas – Tombasian Bawah – Ranolambot – Kotamenara Baru – Kotamenara Tua – Base camp Pinus Soputan – Toure – Pinabetengan. Baru – baru ini juga Pinawetengan Muda turut terlibat dengan berbagai kelompok masyarakat Minahasa untuk menyatakan sikap penolakan terhadap ditetapkannya Undang Undang Pornografi. Acara ini dikoordinasi oleh Majelis Adat Minahasa yang kemudian rekomendasinya telah dipublikasikan di berbagai media di Sulawesi Utara dan Nasional. Dalam mempublikasikan Pokok pikiran, hasil diskusi dan laporan hasil, Pinawetengan Muda telah membuat sebuah website yang beralamat di : www.pinawetengan-muda.blogspot.com, e-mail : pinawetengan.muda@gmail.com
Pinawetengan Muda kini melaksanakan pertemuan rutin bulanan setiap tanggal 9 bertempat di Watu Pinawetengan. Hingga sekarang telah dilaksanakan tiga kali pertemuan sejak September 2008 lalu dengan dihadiri oleh tokoh – tokoh muda Minahasa diantaranya Denny Pinontoan (Dosen Fakultas Theologia UKIT YPTK), Ricson Karundeng (Dosen Fakultas Theologia UKIT YPTK) keduanya adalah Wartawan Sulut Link, Freddy Wowor (Dosen Fakultas Sastra UNSRAT), Chandra D. Rooroh (Paimpuluan ni Tonsea), Greenhill Weol (Aliansi Masyarakat Adat Minahasa), dan anggota dari Pinawetengan Muda.
Rencana kerja yang diprogramkan setelah deklarasi ini adalah Pelatihan – pelatihan pengembangan minat dan bakat generasi muda pinabetengan, Ekspedisi Batas terluar Pinabetengan dengan penanaman pohon produktif, Pendirian tugu “Manguni” Desa Pinabetengan Utara, dan Minahasan Explore II sebagai kelanjutan dari Minahasan Explore I yang kesemuanya itu sebagai agenda 2009.
Tujuan dari Pinawetengan Muda adalah sebagai wadah kebersamaan Generasi Muda Desa Pinabetengan maupun dari luar Desa Pinabetengan untuk pengembangan minat dan bakat, pengembangan semagat organisasi, Kreatifitas dan Intelektualitas, peningkatan kegiatan – kegiatan generasi muda yang berdimensi Panca Sadar (Sadar Ketuhanan, Sadar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sadar Seni Budaya, Sadar Lingkungan, Sadar Identitas), wadah meningkatkan rasa solidaritas antar generasi muda, serta menunujang seluruh Program Pemerintah yang berwawasan kebudayaan.
Disadari bahwa usaha menyatukan kesamaan paham mengenai kesadaran kebudayaan yang didasarkan pada rasa cinta kepada Tuhan, rasa cinta kepada orang lain, dan rasa cinta kepada para Leluhur tidaklah mudah, karena itu dibutuhkan dukungan dari semua pihak terkait dalam meningkatkan semangat kompetensi generasi muda menghadapi berbagai tantangan masa depan. Tuhan kiranya memberkati usaha dari niat yang tulus membangun tanah Minahasa tercinta ini.
I Jajat U Santi

0 komentar: